Tuesday, August 7, 2012

Maki hamun

Apabila kita dimarah atau dimaki, apakah respon yang kita berikan? Jika ikut kata hati, sudah tentu kita akan marah orang tersebut, lagi-lagi dalam perkara yang tidak patut berlaku. Tetapi jika ikut kata iman, kita akan bersabar dan membalas dengan senyuman.

Allah berfirman dalam surah An-Nisa, ayat 148, maksudnya:
"Allah tidak menyukai ucapan buruk (yang diucapkan) dengan terus terang, kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui."

Dalam tafsir Ibnu Katsir, Ibnu Abbas mengatakan bahawa Allah memberikan keringanan kepada orang yang dizalimi untuk mendoakan keburukan kepada orang tersebut. Jika ia bersabar, maka itu lebih baik baginya.

Dalam hadis riwayat Abu Daud, Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Dua orang yang saling mencela, maka dosanya ditanggung oleh orang yang memulainya, selama orang yang dizalimi tidak melampaui batas."
(lafaz hadis ini juga terdapat dalam Sahih Muslim)

Hadis ini menunjukkan dengan jelas bahawa orang yang memulai sesuatu perbalahan atau celaan itu akan menanggung dosa. Manakala orang yang dicela itu dibolehkan membalas, tetapi tidak boleh melampaui batas. Contohnya orang mengutuk kita dengan kata-kata, maka tidak boleh kita membalas dengan menampar mukanya, tetapi cukuplah hanya dengan kata-kata juga. 

"Jika kamu melahirkan sesuatu kebaikan atau menyembunyikannya atau memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), maka sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Mahakuasa"
-surah An-Nisa, ayat 149-


Kesimpulannya, membalas dengan kebaikan itu lebih mulia disisi Allah. Allah bersifat Maha Pemaaf, dan Dia memaafkan setiap kesalahan yang kita lakukan. Maka begitu juga dengan kita, perlu ada sifat kasih sayang dan mudah untuk memaafkan kesalahan orang lain. ^^

"Tidak akan berkurang harta kerana sedekah. Dan Allah tidaklah menambahkan kepada seorang hamba yang memberikan maaf, kecuali kemuliaan. Dan barangsiapa yang merendahkan diri kepada Allah, nescaya Allah akan mengangkatnya."
-hadis riwayat Muslim-